Hakikat Rezeki


Kadang kita lupa, bahwa dalam kehidupan sehari-hari, kita begitu banyak menikmati rezeki dari Allah. Hanya saja mungkin kita masih kurang menyadari rezeki apa saja yang sudah kita nikmati setiap detik dari-Nya. Kita masih terus berkeluh-kesah, merasa kurang beruntung, tak bahagia, hingga menuju kepada kufur nikmat, sehingga kerap merasa iri, hasad dan dengki dengan kebagiaan dan kesenangan yang dirasakan oleh orang lain. Kita terlalu sibuk melihat orang lain, sehingga lupa bersyukur atas diri sendiri. Padahal, mengkhusyu'-kan diri dalam doa lebih baik daripada mengeluh.

Rezeki setiap orang berbeda-beda. Rezeki yang sudah di atur porsi nya dan sudah dijanjikan kehadirannya.

Ada yang sudah mapan karir dan finansial, apapun mampu di beli, namun jodoh belum kunjung datang.
Ada yang di amanahkan memiliki pasangan yang shalih/shalihah, punya rumah besar dan kendaraan mewah, namun belum di karuniai anak.
Ada yang di amanahkan pasangan yang shalih/shalihah, anak-anak yang banyak, namun masih dirumah yang bealaskan tanah, beratapkan jerami, tidak memiliki kendaraan mewah, juga dengan pekerjaan serabutan.
Ada yang baru menikah 1 minggu, lalu Allah ambil pulang pasangan halalnya kembali ke rahmatullah, dan si suami selamat dari kecelakaan maut.
Ada pasangan yang sempurna, cantik juga tampan, kaya raya, berpendidikan, punya banyak cabang usaha, namun anak-anaknya semua terlahir dengan syndrome done sejak lahir.

Jika sudah demikian, apa yang terbersit dihati kita mengenai bentuk nyata rezeki?

Ialah nafas yang masih kita rasakan hingga detik ini...
Ialah nyawa yang masih melekat di raga kita hingga detik ini..
Ialah makanan yang masih kita santap 3x sehari..
Ialah air yang masih kita minum sebagai pelepas dahaga..
Ialah semua fasilitas duniawi dari-Nya yang masih kita gunakan hingga saat ini..

"fabiayyi aalaa irabbikumaa tukadzzibaan?"

Yang akhir-akhir ini saya sering mengeluh rumah berantakkan dengan mainan, serpihan makanan, dan sisa-sisa susu dan jus yang membuat lantai jadi licin dan lengket, saya lupa..
Saya lupa bahwa dari semua itu, ada anak yang riang dan ceria. Ada anak yang begitu menikmati hari-hari nya tanpa mengeluh, ada anak yang selalu membuat saya merasa amat penting perannya di rumah ini.
Saya lupa bahwa ia adalah bagian dari rezeki yang harus saya syukuri.. 😢

Karena pada hakikatnya, rezeki itu adalah sesuatu yang masih kita rasakan dan kita nikmati setiap hari, bukan apa yang kita lihat dari oraang lain.
Boleh jadi orang lain yang kita lihat selalu bahagia, justru karena mereka bersyukur atas apa yang mereka miliki, bukan dari apa-apa yang tidak mereka miliki.

Definisi bahagia pun bukan apa-apa yang dimiliki oleh orang lain namun tidak ada pada kita, begitu sebaliknya.
Tapi bahagia adalah bentuk dari rasa syukur dari semua yang masih ada pada kita.

Berbahagialah dengan apa adanya,
Bersyukurlah sebanyak-banyaknya..

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Surat Untuk Anakku #2

Surat Untuk Anakku #1

Second Married is Not Simple