Melepas Atribut




 Bismillah...

Akhirnya kembali ke profesi semula, yaitu menjadi full-time Mom yang stay-at-home Mom, membersamai Hannan di segala kondisi. Saat ini karena masih menyelesaikan hal-hal terkait kondisi kesehatan Hannan, nyambi melanjutkan studi dan berdagang. Itu jadi satu-satunya sumber income saat ini, setelah melepas atribut sebagai Sales Marketing Profesional di Telkom Aceh, juga baru-baru ini turut melepaskan juga atribut sebagai Wakil Kepala Sekolah bid. Humas (beserta kegiatan lainnya yang masih merangkap banyak karena SDM sekolah masih sedikit).

Agak disayangkan sebenarnya, harus melepas kedua-duanya. Walaupun di Telkom udah gak rutin ke kantor lagi, harapannya masih pengen dianggap ‘ada’ meski udah jarang. Sebab freelance juga kan, ya.. Tapi mungkin dengan aku yang hilang-timbul jadi bikin performa perusahaan jadi turun, Qadarullah di-kick akhirnya dari divisi :’)

Profesi sebagai Sales Marketing yang udah aku lakoni selama 2,5 tahun sejak 2020 dan itu menjadi awal belajar mengenai Teknologi Informasi dan juga teknik marketing bisnis yang sebelumnya gak aku pelajari. Alhamdulillah pemasukan dari situ juga bisa dipake buat biaya berobat Hannan tahun 2020 lalu sampai awal 2022 ini. Dan harus legowo aku left dari grup-grup kantor di pertengahan Juni 2022 lalu (karena udah gak ada lagi di grup divisi). Bener-bener sangat menyayangkan hal ini sebab gak ada pemberitahuan sebelumnya. Cuma memang udah begitu ya, mau gimana ya... ya sudah gapapa :’)

Yang pastinya, aku banyak dapat pelajaran berharga dari pengalaman menjadi Sales Marketing Telkom juga punya banyak relasi dan kawan-kawan. Alhamdulillah.. :’)

Lanjut, setelah 2 minggu ini aku juga resign atas kesadaran penuh dari yayasan. Aku udah janji gak akan menerobos red flags lagi, baik itu dalam relasi asmara maupun pekerjaan. Makin kesini, makin nampak hal-hal yang menurutku gak masuk akal dan bikin gamang. Juga tuntutan yang makin banyak mesti begini begono yang bikin waktuku dengan Hannan juga dengan diri sendiri jadi kurang berkualitas. Serta hal-hal lain yang membuat aku memili mantap untuk resign aja dan fokus dengan hal-hal yang mudah untuk energiku dan kesehatan mentalku. Finally, aku gak berkarier lagi di luar rumah saat ini, hanya mengandalkan dari hobi bisnis jajanan aja :)

Ini udah masuk minggu ketiga setelah resign dari yayasan, juga udah masuk bulan kedua setelah left dari Telkom. Alhamdulillah udah lebih bisa menerima diri apa adanya saat ini, karena aku gak punya kemampuan lebih untuk mengemban banyak hal di luar kendali. Alasan terkuat karena Hannan butuh aku yang ‘utuh’ dan stabil sebagai penunjang kesembuhannya. Hari-hariku setelahnya jadi lebih banyak menghabiskan waktu untuk Hannan, bermain sama-sama, jalan-jalan ke warung, kebali me-manage keuangan lagi, lebih banyak waktu untuk baca buku lagi, lebih santai menghadapi kecemasan-sedih-kesel-dan emosi-emosi yang muncul tiba-tiba tanpa terdistraksi dengan tugas kerjaan. Berhari-hari coba mikirin hikmah apa yang aku dapat dari resign sana-sini, sampe mumet sendiri. Hahaha..

Ternyata hikmahnya adalah, dapat ketenangan hati dan pikiran :)

Melepas atribut dengan kesadaran penuh, juga menerima konsekwensi dari ‘melepas’, semoga Allah cukupkan apa-apa yang tak cukup dalam pandangan mata manusia, juga Allah lebihkan waktu untuk khusyu’ ibadah dan menemani Hannan disetiap harinya. InsyaAllah...

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Surat Untuk Anakku #2

Surat Untuk Anakku #1

Second Married is Not Simple