Postingan

Menampilkan postingan dari 2020

ACEH, WABAH & TRADISI MEUGANG

  Bercerita tentang sakralnya meugang di Aceh, saya teringat saat masa-masa masih menjadi mahasiswa dulu. Ujian akhir semester selalu bertepatan atau berdekatan dengan ramadhan. Sudah pasti, saya akan melewati momen meugang sendirian. Ah, serunya memasak daging bersama ibu, sekaligus belajar mengolah daging dengan bumbu khas Aceh. Sejak merantau kuliah di Medan, ibu selalu rutin mengirimkan paket berbagai menu olahan daging lengkap dengan kerupuk dan ikan asin yang sudah digoreng. Disantap dengan nasi hangat ala anak kost-kostan. Hanya masakan ibu sebagai pengobat rindu yang bisa saya cicipi di saat momen meugang seperti ini, meski terpisah jarak—Medan-Banda Aceh, waktu itu.             Lanjut, setelah menikah dan merantau ke Depok, juga demikian. Hanya bisa meugang dengan seekor ayam saja, itu sudah terharu rasanya. Mengingat jarak pulang kampung yang jauh, dan tiket pesawat yang lumayan mahal, ibu juga yang masih sempat-sempatnya mengirimkan paket olahan daging meugang ke Depok,