Postingan

Menampilkan postingan dari Januari, 2023

Nostalgia

       Belakangan ini, aku begitu rajin melihat notifikasi Facebook Memories . Tidak seperti sebelumnya yang begitu tak peduli bahkan untuk log in ke platform tersebut. Napak tilas beberapa postingan di tahun-tahun sebelumnya yang pernah ku-unggah; status alay, foto semasa kuliah di Medan, beberapa jepretan random, hingga foto-foto saat anak-anak masih kecil. Membukanya kembali di tahun sekarang ini, tentu sangat terasa betapa cepatnya waktu berlalu. Tersadar ternyata usiaku sudah dipenghujung 20an. Anak-anak sudah tidak lagi dibedong dan pakai sarung tangan. Duniaku berubah, tidak lagi di kampus bersama teman-teman; tidak ada lagi kue Natal yang disuguhkan, Kue Bulan khas Imlek, Rendang Padang dan Sambal Ijo, makanan khas daerah lainnya dari teman-teman di circle ku dulu. Tidak ada lagi nongkrong di kantin paling murah di Fakultas Ilmu Budaya, tidak ada lagi obrolan tentang Laoshi yang lagi patah hati karena putus cinta, Hanzi dengan guratan tersulit bahkan untuk teman-teman Chine

Biarkan Musuhmu Menang!

Sore tadi, selepas dari pasar, aku mengambil jeda sesaat untuk duduk mengecek kembali belanjaan apa saja yang sudah terbeli, dan yang lupa dibeli. Isi dompet lebih banyak dipenuhi oleh kertas-kertas daripada uang. Hahaha! Ya, karena sebelum belanja, aku harus menulisnya dulu di kertas kecil. Dan kertas kecil-kecil itu sudah memenuhi isi dompet, saking banyaknya mencatat-catat daftar belanjaan. Kadang yang mau dibelanjakan itu hanya empat item, tapi entah kenapa tidak enak rasanya jika tidak ditulis. Duduk sejenak di saung samping rumah, sambil mencoba hitung berapa pengeluaran hari ini, apakah ada yang lebih atau justru kurang uang kembaliannya. Fokusku terdistraksi dengan notifikasi yang bolak-balik bunyi di handphone sejak tadi.  Tenyata, cukup banyak isinya. Hampir seperti kertas-kertas yang ada di dalam dompet. Notifikasi ini sebenarnya tidak penting. Karena isinya, ya, masih seputar orang-orang yang mencoba stalking akun-akun sosial mediaku dari postingan lawas. Bahkan dari tahun

Second Married is Not Simple

Kalau dipikir-pikir, apa sih yang paling simple dari hidup ini? Bahkan untuk makan saja, butuh waktu dan tenaga untuk mengunyahnya. Setelah itu, tubuh kita melanjutkan tugasnya untuk mencerna, hingga dapat diserap dan tersalurkan ke seluruh tubuh. Sampai ada aturan, "jangan tidur setelah makan." "jangan mandi setelah makan." "jangan makan terlalu kenyang." Dan lain sebagainya. Jadi, memang tidak ada yang benar-benar simple dan bisa dianggap remeh. Begitu pula dengan menikah. Yang bahkan, menikah pertama sekali saja, jika kita mau lebih aware, tentu akan berhati-hati memilih seperti apa pasangan yang kita butuhkan. Tidak mau sembarangan memilih hanya karena kadung jadi budak cinta. Bukankah sudah banyak kuotes yang menasehati persoalan jodoh-jodohan ini? Katanya, jodoh jangan dirisaukan. Sebab ia sudah menjadi urusan Tuhan. Memancing jodoh bukan dengan kepalsuan, nanti akan dapat yang sama palsunya. Dan lain-lain. Konon lagi  single mom seperti saya, jika