Postingan

Menampilkan postingan dari 2022

Mengapa Kita Tidak Perlu Membalas Luka Dengan Luka ?

Kamu mungkin pernah merasakan, ujian kehidupan yang datang melalui manusia. Entah itu dari orang lain maupun orang-orang yang justru kamu cintai. Melalui mereka yang memperlakukan kamu tidak semestinya 'manusia', perbuatannya, perkataannya, atau apapun itu yang pada akhirnya meninggalkan banyak luka dihatimu. Mungkin, diantara mereka, ketika melakukannya, esoknya menyadari dan segera meminta maaf padamu. Bisa saja ketika itu kamu akan dengan sangat berlapang dada memaafkannya. Namun, bagaimana jika 'luka' itu kamu terima justru dari orang-orang terdekatmu, secara berulang-ulang? Haruskah kamupun turut membalasnya dengan perlakuan yang sama? Misal, jika kamu dihina-hina, harga dirimu diinjak-injak, apakah kamu pantas membalas dengan hinaan yang sama? Atau memilih membalasnya dengan sesuatu yang lebih luka? Sini, kita duduk dulu. Tarik nafasmu, keluarkan perlahan. Lakukan berulang sambil mengulang-ulang mantra ini: "Wahai Allah yang Maha Penyayang.. Rangkul hatiku, r

Alasan Dibalik Sebuah Pemberian

Bismillah... Malam ini, sembari menemani Habib yang tadi pagi baru nyampe dari kampung, setelah beberapa bulan gak ketemu. Alhamdulillah kali ini Allah kasih waktu luang dan kesempatan untuk bermalam bersama Habib dan juga tentunya Hannan. Seperti biasa, aku mesti ngadepin cemburuannya Hannan karena tahtanya sementara diambil. Setiba tadi pagi Habib sampai di rumah, Hannan awalnya cuek. Tapi lama-lama caper juga sama Habib. Ngeliat mereka berdua main-main, sampai bobo siang bareng, MasyaAllah... Rutinitas yang dulu selalu kami jalani bertiga, kali ini seperti sedang reuni. Ada rasa rindu pengen Habib disini aja bareng aku dan Hannan. Tapi lagi-lagi, aku mesti ingat bahwa aku harus komitmen dengan keputusanku memberikan hak asuh Habib ke abahnya. Semua demi kemaslahatan Habib, juga Hannan nantinya kalau misalkan (qadarullah) aku duluan 'pamit'. Karena meski sudah tidak bersama abahnya lagi sebagai suami-istri, anak-anak tetap punya hak atas abahnya, begitu juga sebaliknya.  Anak

Memilih Jodoh Seperti Memilih Skincare

Gambar
Wait, ini bukan endors skincare, ya.. Kemarin malam, saat heningnya dapur membuat saya merasa diserang rasa kesepian yang teramat mengenaskan dalam sejarah hidup selama 29 tahun, mencoba meningkatkan rasa jumawa yang tak pernah-pernah mau dinaikan. Sebenarnya buat menghibur diri, kuat-kuatin diri sendiri kalau saya mampu selesaikan orderan Kue Telur Gabus sendirian sebanyak 2 kilogram dalam semalam suntuk. Lalu ternyata si sifat jumawa ini kalah dengan adanya warga nyamuk datang lebih sigap menyergap kaki, tangan, sampai wajah saya (Alhamdulillah gak sampai bentol-bentol). Hah! ternyata tidak ada gunanya juga sok-sok kuat, bestie . Mau tak mau tetap harus selesaikan adonan ini, sebab harus dikirim ke luar kota esok paginya. Tak berakhir sampai di situ, hari ini musti baghai qudha lagi, ngerjain orderan selanjutnya. Oke, sip! Balik ke cerita tadi malam. Lalu saya mencoba menghidupkan Spotify, di sana ternyata ada podcast Single Moms Indonesia yang belum habis saya putar. Setelah sel

Melepas Atribut

Gambar
  Bismillah... Akhirnya kembali ke profesi semula, yaitu menjadi full-time Mom yang stay-at-home Mom, membersamai Hannan di segala kondisi. Saat ini karena masih menyelesaikan hal-hal terkait kondisi kesehatan Hannan, nyambi melanjutkan studi dan berdagang. Itu jadi satu-satunya sumber income saat ini, setelah melepas atribut sebagai Sales Marketing Profesional di Telkom Aceh, juga baru-baru ini turut melepaskan juga atribut sebagai Wakil Kepala Sekolah bid. Humas (beserta kegiatan lainnya yang masih merangkap banyak karena SDM sekolah masih sedikit). Agak disayangkan sebenarnya, harus melepas kedua-duanya. Walaupun di Telkom udah gak rutin ke kantor lagi, harapannya masih pengen dianggap ‘ada’ meski udah jarang. Sebab freelance juga kan, ya.. Tapi mungkin dengan aku yang hilang-timbul jadi bikin performa perusahaan jadi turun, Qadarullah di-kick akhirnya dari divisi :’) Profesi sebagai Sales Marketing yang udah aku lakoni selama 2,5 tahun sejak 2020 dan itu menjadi awal belajar mengen