Surat Untuk Anakku #1


 Banda Aceh, 17 Juli 2023


Dear, Habib.

Sayangku..


Hari ini perdana masuk sekolah sebagai anak SD, ya? Umi turut senang. Dengan begitu, Habib saat ini sudah resmi naik tingkat dari TK ke SD. Semoga tetap rajin belajar dan ibadah ya, Sayang.

Umi teringat dulu, dulu banget. Waktu sedang dalam rencana menikah. Umi pernah berangan-angan suatu saat nanti, ketika Allah izinkan untuk punya anak, Umi pengen bikin kreasi bekal yang menarik dan lucu agar anaknya doyan makan. Jadi bisa hemat uang jajan. Hehehe.. 

Umi banyak simpan postingan  ide menu bekal itu di Facebook. Dulu masanya main Facebook. Belum kenal Instagram. Ya karena handphone yang Umi pakai bukan Android. Hehehe.. Jadul, ya. Trus, Umi kumpulkan semua ide-ide kreasi itu di saved post. Penginnya suatu hari nanti bisa Umi praktekkan. Alhamdulillah, dari rencana pernikahan berganti menjadi resmi menikah. Dan Allah berikan Umi bayi yang menggemaskan sebagai putra pertama kami, yaitu kamu. 

Saat kamu bayi, hingga mulai MPASI, kebiasaan Umi masih sama. Umi sempat mempraktekkan juga resep MPASI yang pernah Umi save. Hingga kamu sudah beranjak menjadi balita, ide mainan edukasi juga sempat Umi praktekkan, bahkan Umi jadi jualan mainan edukasi. 😀

Kamu sejak kecil memang cerdas, Nak. Mudah beradaptasi dan senang meniru. Umi jadi khawatir apakah selama kita bersama, Umi sudah memberikan contoh yang baik ke kamu. Sepertinya belum baik, ya. Maafkan Umi ya, Sayang..

Sejak kamu di dalam kandungan, hingga kita mengalami fase hidup yang berganti, kamu selalu ada bersama Umi. Kita tidak pernah terpisahkan. Qadarullah, di suatu waktu yang lalu, Umi harus melepas kamu dengan lapang dada. Bukan, bukan Umi membuang kamu. Namun banyak pertimbangan yang membuat Umi mau tidak mau harus ikhlas. Kamu berhak mendapatkan kehidupan dan lingkungan yang baik. Meskipun akhirnya, Umi tidak diizinkan untuk terhubung dengan kamu lagi, dan kita tidak bertemu sudah sejak September 2022 lalu.

Umi tau, kamu pernah beberapa kali ke kotaku, kan? Tapi tidak mengapa jika belum berkesempatan bertemu. Tau kalau kamu ada di kotaku saja, Umi sudah senang meski tetap meneteskan air mata kerinduan. Pelukanku selalu terbuka kapanpun kamu mau pulang. Umi tetap Umi yang sama, jadi jangan khawatirkan aku. 

Pada akhirnya, semua kreasi menu bekal itu, akan aku jadikan menu bekal untuk anak-anak yang lain. Umi jadikan peluang bisnis dengan harga terjangkau. Agar bisa membantu para orangtua tidak kerepotan menyiapkan bekal untuk anaknya. Sama seperti Telur Gabus Keju, camilan kesukaanmu, Umi jadikan peluang bisnis agar bisa terus semangat memngingatmu tiap kali aku membuatnya untuk customers.

Sayang, selamat bersekolah, ya. Jadilah anak yang hebat, dan tetap rendah hati.

Doaku selalu memelukmu disana. Umi love you, Sayang.


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Surat Untuk Anakku #2

Second Married is Not Simple